logologologologo
  • Home
  • Tentang Kami
  • Laparoskopi
  • Tim Dokter
  • Artikel
  • Hubungi Kami
Myoma Uteri
March 23, 2020
Pertanyaan Seputar Endometriosis
March 23, 2020

Nyeri Haid: Bukan Hal Sepele!

Anda pasti pernah mengalami atau mengenal orang dengan nyeri haid. Apabila Anda seorang suami, pasti paham benar betapa frustasinya saat pasangan Anda mengalami nyeri haid setiap bulan. Memang, nyeri haid merupakan masalah kesehatan serius yang menimpa banyak wanita usia reproduktif. Dalam hal ini, mereka adalah mereka yang masih mengalami menstruasi tergolong dalam kategori usia reproduktif.

Dampak nyeri haid pun terbilang kompleks. Tak hanya si penderita, orang-orang di sekelilingnya pun terkena imbasnya. Tak mengherankan bila penderita nyeri haid jadi lebih sensitif dan emosional, seolah tengah memasang sinyal ‘awas jangan dekat-dekat’.

Dampaknya

Pada mahasiswi dan siswi sekolah, nyeri haid dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar. Hasil rata-rata nilai pelajaran mereka lebih rendah ketimbang yang tidak mengalami nyeri haid.

Begitu pula di tempat kerja, karyawati yang mengalami nyeri haid tak bisa menghasilkan performa kerja yang optimal. Terlebih lagi, bila mereka sampai mengambil cuti atau tak masuk kantor. Bukan tidak mungkin promosi dan prestasi kerja jadi jeblok gara-gara nyeri haid.

Bagi ibu rumah tangga, nyeri haid juga kerap menjadi sumber masalah. Rasa nyeri yang menyiksa bisa memengaruhi quality time bersama keluarga tercinta. Peran sebagai istri yang mendampingi suami maupun ibu yang mendidik anak-anaknya tak berjalan maksimal. Bila tak segera diatasi, nyeri haid berpotensi bisa mengacaukan keharmonisan rumah tangga.

Dalam penelitian lain, terbukti bahwa nyeri haid memengaruhi kualitas hidup. Sekitar 47% wanita mengaku tak bisa menghasilkan performa maksimal, baik di tempat kerja maupun di bangku sekolah. Sementara sekitar 44% wanita muda mengaku tak bisa menjalankan fungsi dan perannya secara sosial. Dan, sekitar 10% wanita usia reproduktif memilih tidak bekerja karena nyeri haid.

Lebih lanjut, nyeri akibat menstruasi juga menjadi penyebab utama seseorang mengonsumsi obat-obatan antinyeri. Mereka dengan nyeri haid mengaku selalu membawa obat antinyeri kemanapun. Dalam sebuah penelitian, sebanyak 55% wanita mengaku mengonsumsi obat antinyeri untuk mengurangi rasa sakit. Ini membuktikan, para wanita dengan nyeri haid tak bisa hidup tanpa bantuan obat antinyeri.

Dari semua contoh di atas, terbukti bahwa nyeri haid dapat menghambat karier, kualitas kehidupan, dan fungsi sosial wanita. Bayangkan saja, dalam 7 hari setiap bulan, wanita harus ‘menderita’ menahan sakitnya nyeri haid. Artinya, sekitar seperempat hidup mereka dihabiskan untuk melawan rasa nyeri akibat menstruasi.

Share

Related posts

March 23, 2020

Tahapan Endometriosis dan Penanganannya


Read more
March 23, 2020

Pertanyaan Seputar Endometriosis


Read more
March 23, 2020

Myoma Uteri


Read more

IKUTI KAMI




TENTANG KAMI


Berawal dari kecintaan dengan dunia minimal invasive alias operasi dengan irisan kecil, dr. Relly Yanuari Primariawan, SpOG(K) dan dr. Hari Nugroho, SpOG ingin mengembangan teknologi ini di Indonesia, khususnya Surabaya.

Baca selengkapnya

PERAWATAN DENGAN LAPAROSKOPI


Endometriosis
Kista Ovarium
Histerektomi
Mioma Uteri
Kehamilan Ektropik


HUBUNGI KAMI


Call Center :
0896 5050 9000

Email :
info@trust-gmits.com

RS Manyar Medical Centre :
Jl. Raya Manyar 9 Surabaya

RS Darmo Surabaya :
Jl. Raya Darmo 90 Surabaya